Admin penjaga kantor akademik itu sepertinya gusar. Tapi asgar
belum selesai mencari. Dua matanya mirip senapan yang benar-benar awas
mengikuti pergerakan musuh. Tapi yang dipelototinya adalah daftar jurusan dan
prodi yang sebenarnya tidak terlalu banyak. Setiap dua menit asgar selesai
membaca keseluruhan daftar. Tapi ia masih berusaha teliti. Satu-persatu, atas
ke bawah, bawah ke atas, berulang-ulang.
Tidak ada.
“Mbak, kok
pilihanku tidak ada di daftar ya?.”
“Memangnya ingin
melamar ke jurusan apa mas? ”
“Teologi islam
mbak, atau Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, ”
Raut wajah admin itu berubah
“Jurusan
seperti itu tidak ada mas. Mungkin dulu semasa masih ada Fakultas Ushuluddin.
Tapi sekarang jurusan keislaman sudah disatukan dibawah Fakultas Agama Islam dan
Fakultas Bisnis islam, daftar jurusannya yang mas pegang itu.”
Asgar
mengeksaminasi daftar itu lagi.
Fakultas Agama
Islam, Universitas Islam Negeri Surabaya : 1. Jurusan Profesi Guru Agama, 2.
Jurusan Profesi Konselor Agama 2. Jurusan Profesi Da’i 3. Jurusan Menejemen Masjid.
4. Jurusan Konsultan Dalil dan Hukum 3. Jurusan Motivasi dan Training Islami.
Asgar
mengernyitkan dahi. Lagi.
Ia tahu di daftar
selanjutnya semakin kecil kemungkinan jurusan yang dicarinya tercantum disitu.
Meski begitu, ia tetap membukanya.
Fakultas Bisnis
Islam, Universitas Islam Negeri Surabaya : 1. Jurusan Ekonomi Islam 2. Jurusan
Perbankan Islam 3. Jurusan Penyelenggaraan Haji. 4. Jurusan Amal, Zakat, dan
Wakaf, 5. Jurusan Wisata Religi 6. Jurusan Astronomi Islam.
Asgar melirik ke
tumpukan kertas di samping sikunya. Disana lebih tidak mungkin lagi, tumpukan
itu berisi daftar jurusan dari fakultas keilmuan non-islam. Fakultas Sains,
Sospol, Keguruan, Teknik, Ekonomi, Kedokteran, dan ah.. dia sudah membacanya di
pendaftaran online kemarin.
“mungkin ada
jurusan pendidikan islam ada di Keguruan mbak? ”
Admin yang
berwajah ramah itu terlihat masih berusaha sabar.
“maaf mas, kita
ini sudah Universitas, kalau mas ingin mencari keilmuan islam murni, silahkan
cari di kampus-kampus swasta di Jawa Timur seperti Universitas Tebuireng,
Universitas Lirboyo, atau Salafiyah Safi’iah Situbondo.”
Asgar
mengernyitkan dahi semakin dalam. Seperti merasakan ada yang salah, tapi tidak
tahu apa.
“hm.. mungkin
filsafat?”
Asgar melihat
Admin yang tadinya ramah, yang mati-matian berusaha sabar, masih berselimut
integritas dan formalitas seorang petugas pelayanan publik, mendadak tertawa kecut.
Melepaskan serta merta integritasnya. Kesal mungkin.
“mas mas, sampean
ini kok cari yang tidak ada. itu semua sudah daftarnya. Ndak ada
yang saya sembunyikan. Yang online sama yang disini sama saja.”
“lagipula...”
dia menarik seluruh daftar dari hadapan asgar. merapikannya,
Tersenyum, mencoba memperbaiki integritasnya yang sempat loss tadi. Tapi
masih saja terkesan sinis.
“jurusan seperti
itu mau dipakai buat kerja apa..”
Asgar mencoba
tersenyum dan memasang raut muka minta maaf. Ia merapikan tasnya.
“njeh mbak, maaf,
saya cari di brosur online kok tidak ada jadi saya cek kesini. Ternyata
sama. Njehpun terima kasih banyak saya permisi. Assalamualaikum.”
“walaikum salam.”
Asgar melangkah
pergi, namun dua mata dan telinganya sengaja ia pusatkan di belakang kepala. Ia
masih bisa mendengar salah seorang rekan si admin mendekat dan bertanya. Pasti
mengenai dirinya. Sayup-sayup asgar masih bisa mendengar bisikan si admin.
“filsafat..
katanya.. jaman sekarang... sek musim saja.. jelas.. buat.. bingung.”
“astaga.”
Asgar membatin
Turun ke lobby
asgar masih perlu menunggu lumayan lama hingga ada orang lain yang sejalur. Ia
tidak terbiasa menggunakan lift. Namun sekali dua kali ia mengunjungi twin
tower pasti sudah bisa. Pikirnya.
Lagipula, ia masih disibukkan dengan menyusun kembali rencana kuliah yang
rupanya terkendala jurusan. Ia melamun sambil memperhatikan papan designator
lift berkedip menunjukkan nomor lantai.
“Twin Tower A :
03.. 02.. 01.. G.”
“Ting.”
Ia berjalan
menyeberangi lobby. Menuju pintu keluar. Ia menyempatkan melihat sejenak Menara
Kembar putih dua puluh lantai yang
berdiri menjulang di pinggir Jl. Ahmad Yani yang membelah Surabaya Selatan ini.
sebuah ikon mercusuar Peradaban Islam di Jawa Timur. Begitu yang dia baca di
koran maupun brosur. Bersinar diurapi lampu sorot di hari yang mulai beranjak
petang. Di hadapannya adalah area paving seluas ratusan meter. Arena mahasiswa,
sepertinya. Sesore ini masih saja ramai. Diisi oleh kelompok-kelompok mahasiswa
dengan kesibukannya masing-masing. Asgar mengamati mereka satu-persatu. Kelompok
teater, grup vokal, mungkin akapela. Banjari, seperti layaknya perguruan tinggi
islam, batinnya. Dan.. arena skate board dan roller blade. Tidak
aneh. Semua mobil dan sepeda motor diparkir di area khusus. Tidak boleh masuk
kampus. Semuanya harus berjalan kaki di area kampus. Tak heran banyak mahasiswa
yang menghemat waktu dan tenaga dengan skate-board dan roller blade. Mungkin
juga sepeda lipat dan skuter kecil. disana ada juga menara panjat tebing. Milik
mahasiswa pecinta alam mungkin. Lapangan basket, tenis, dan... wow ada ruang
untuk koreografi juga. Lalu, tampak juga sekelompok mahasiswa yang berlarian,
bersalto, melompati pagar dan tembok miring.
“kalo tidak salah
namanya parkour. hm..benar-benar universitas kelas dunia.” Batin asgar
Ia tersentak menyadari kalau seseorang sedang melaju cepat
ke arahnya. Reflek ia melompat ke belakang.
“kreekk..”
Suara decit rollerblade
terdengar bersamaan dengan seseorang yang menyerempetnya dari
arah samping. Nyaris menabrak. Dan dia nyaris jatuh kalau tidak
bertumpu pada tangan kirinya. Si mahasiswa pengguna rollerblade itu
mendesis kesal lantas melotot ke arah asgar.
“heh mas, ini area
rollerblade. Pejalan kaki lewat sayap gedung!”
Salah, mahasiswi.
“orang suburb ya,
nggak ngerti Thread?!”
“njeh mbak, maaf.” Ujar asgar sambil mengaggukkan kepala.
Ia sadar salah tempat.
Si mahasiswi melaju menjauh. Sepertinya masih dongkol. asgar
melangkah ke jalur pejalan kaki yang ditandai dengan garis kuning di sepanjang
sisi gedung. Melangkah menuju gerbang keluar kampus. Menembus hujan yang turun
rintik-rintik. Sambil terus melamun.
“sialan, cantik
benar.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar